Makna di balik kebersamaan

           Berpisah atau perpisahan sudah menjadi hukum alam dalam kehidupan setiap kita. Terkadang kita secara manusiawi tidak siap menghadapi realitas sunnatullah peristiwa perpisahan. Perpisahan selalu menumbulkan rasa sedih dan ketidaknyamanan dengan diiringi air mata.
               Perpisahan memang  bukanlah sesuatu yang harus ditakuti dan diratapi secara mendalam. Perpisahan harusnya memberikan banyak pelajaran, seperti lebih terbuka memahami dan menghargai arti seseorang serta mampu memaknai hidup yang sebenarnya. Kita bertemu untuk sebuah pelajaran dan berpisah  juga menyisakan pelajaran, sembari mengatakan bahwa “ Hidup ini memang berharga”.
              Pelajaran berharga yang perlu kita pahami dan patut menjadi bahan renungan adalah “jangan biarkan diri kita disyukuri orang lain karena berpisah dengan diri kita”, tentu saja hal ini berarti bahwa betapa tidak bermanfaatnya hidup kita untuk orang lain. Agama mengajarkan kita agar menjadi manusia yang sebaik-baiknya dengan menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain.
        Perpisahan itu tanpa harus menyalahkan siapa-siapa apalagi meninggalkan dendam dan kebencian. Kita harus mensyukuri bahwa tanpa pertemuan kita tidak akan pernah belajar dan menghargai kebersamaan, tanpa perpisahan kita tidak pernah tahu betapa berartinya kehadiran sosok seseorang, perpisahan juga mengajarkan kita untuk bisa memaafkan dengan ikhlas serta memaknai arti merindu yang secara sesungguhnya.
            “Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, dan setiap perpisahan pasti menyisakan kebersamaan dan kerinduan yang mendalam”.  Kalau kata Kahlil Gibran, ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan – seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran.
           Dalam sebuah kisah, Ikeuchi Aya, seorang gadis 15 tahun yang cantik dan penuh semangat remaja. Semangat yang besar itu telah mampu membawanya menuju cita-cita besar dirinya dan orang tuanya untuk menjadi salah satu murid sekolah SMA terkemuka di Jepang. Tapi semangat itu menjadi berubah setelah dirinya divonis menderita spinocerebellar degeneration disease, suatu penyakit yang membuatnya sedikit demi sedikit mengalami kematian saraf-saraf otaknya yang mengakibatkan fungsi tubuh tidak bisa berjalan secara biasanya.
             Gadis cantik ini menyukai warna merah, karena merasa cocok untuk perubahan semangat yang dimilikinya. Merah bukan berarti semangat itu menjadi semacam amarah yang dapat membakar dan merepotkan orang-orang di sekitanya, tapi semangat merah yang berarti panas, panas yang membawa radiasi ke sekitarnya, menularkan semangat pada seluruh keluarga dan teman-temannya, bahkan orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya.
          Seorang Ikeuchi Aya menyadari betul apa yag dinamakan perpisahan. Perpisahan antara dia, dengan keluarga tercintanya, teman-temanya dan orang-orang yang menyayanginya yang mungkin saja disebabkan oleh kematian. Perpisahan yang akan dialami oleh Ikeuchi aya rupanya menjadi perasaan yang super dahsyat untuk berguna dan menghabiskan sisa hidupnya untuk menolong dan membahagiakan orang disekitarnya.
        Demikian juga orang disekitarnya yang menerima radiasi semangat itu menjadi lebih membuka diri untuk selalu membuat orang lain bahagia. Ikeuchi Aya dengan buku hariannya yang fenomenal, walaupun telah meninggal puluhan tahun yang lalu tetapi mampu membuat orang-orang yang sakit dengan penyakit yang sama, untuk bangkit dan bersemangat menjalani sisa hidup. (1 Litre of Tears). Ikeuchi Aya tanpa sadar telah mampu membangkitkan semangat orang lain untuk hidup
      "Perpisahan mampu membuat seseorang bangkit menjalani hidup, karena perpisahan itu sebuah kepastian sehingga sebelum perpisahan itu datang maka gunakanlah masa bersamamu itu dengan penuh kenangan bahagia”
          Dalam cuplikan kisah perjalanan haji wada Rasulullah, haji terakhir yang Rasul lakukan dengan para sahabat dan pengikutnya telah mampu menjadi bukti bahwa beliau adalah tauladan yang baik dan rahmat bagi seluruh alam. Melalui khotbah Rasul pada haji wada, maka kita akan dapat menyaksikan bagaimana seorang utusan Allah yang sangat mencintai ummatnya. Padahal kebanyakan dari kita, biasanya kalau sudah ada tanda akan dipanggil oleh yang Maha Kuasa, lebih sibuk memikirkan diri sendiri atau mungkin istri dan keluarganya. Namun, Rasulullah tidak seperti itu, kisah lengkapnya dapat dibaca dalam Sirah Nabawi.
           Dari kisah ini juga, Rasulullah mengingatkan bahwa perpisahan itu tidak hanya ajang untuk bersedih hati, tapi juga ajang untuk bermuhasabah diri untuk mengakselarasikan diri untuk menjadi pribadi yang bertaqwa dan lebih baik dari hari ini. Jadilah pribadi yang khusnul khatimah dalam setiap perpisahan. “Perpisahan akan membawa kebahagian jika kita menganggapnya sebagai pelajaran hidup. Tapi dia akan menjadi perusak pribadi jika perpisahan diartikan menjadi inisiator kemurungan dan kesedihan”
       Jadi, perpisahan bukan akhir dari segalanya, tapi perpisahan adalah langkah awal kita membuka gerbang pertemuan kita yang abadi, kita berpisah saat ini, bisa jadi karena ada rencana indah dari Allah yang membuat kita tak harus bersama dalam waktu ini, tapi dalam waktu nanti. Dimana semuanya akan terjawab, pasti akan indah pada waktunya. Thanks everything for BCL, you are inspiration, selamat menjalankan tugas di tempat yang baru, Sukses dan Barokah selalu menyertai, amin.

man jada wa jada

BELAJARLAH DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH


 MAN JADDA WA JADAH


  • Jika kalian belajar yang sungguh-sungguh, maka kalian akan menghambat rasa malas yang menghambat kalian untuk untuk bertindak

    Jika kalian belajar dengan sungguh-sungguh maka kalian akan mengatasi rintangan, maslah, kesulitan dan halangan yang kalian hadapi, tidak berhenti berfikir dan terus kreatif, selalu mencoba dan mencoba lagi meskipun gagal, demi menemukan tujuan dan hasil yang tepat

    Jika kalian belajar yang sungguh-sungguh maka kalian akan melengkapi apa yang menjadi kekurangan dan kesulitan yang menjadi tujuan

    Jika kalian belajar dengan sungguh-sungguh maka kalian akan belajar dan belajar lagi jika belum melakukan sesuatu untuk meraih sukses dan prestasi

    Jika kalian belajar dengan sungguh-sungguh, kalian tidak akan kalah dengan kesulitan dan memberikan alasan, justru kalian akan berusaha mengatasinya dan meraih apa yang di harapkan.  

     

    Pembelajaran dalam dunia pendidikan

Makna di balik kebersamaan

           Berpisah atau perpisahan sudah menjadi hukum alam dalam kehidupan setiap kita. Terkadang kita secara manusiawi tidak siap mengha...